Sore hari at weekend adalah adalah sore yang istimewa, boleh biarkan semuanya ga ada schedulenya ga ada deadlinenya ga ada salahnya.
Sore hari bersama rinai gerimis, bersama laptop tapi bukan untuk pekerjaan
Hanya ingin menuliskan apa saja meskipun saat menuliskan ini tidak tahu akan menulis apa
Sebenarnya banyak sekali yang berseliweran liar di otak untuk dituliskan. Perjalanan ke Bandung pas hari guru, main ke Museum Geologi yang saat itu baru dibuka belum lagi seminggu, acara Gerak Pena 2021, hingga yang terbaru outbond Jurang Senggani. Belum lagi rencana untuk melanjutkan merintis gerakan literasi di sekolah yang sudah kumulai semester ini dan apalagi ya...banyak pokoknya. Tapi, biarlah dulu mereka semua menunggu
Sore hari ditemani kopi susu dan tahu goreng hangat
Eh, nggak ding...saya mengganti kopi susunya dengan segelas lemon hangat campur madu, karena sesore ini klo kaki menyentuh lantai rasanya dingin sekali hingga harus pake kaos kaki. Saya takzim menunggu petang di ruang makan yang juga terdapat meja kerja karena disitulah ruangan yang lampunya paling terang bersebelahan dengan area dapur.
Tidak melakukan apa-apa bukan berarti tidak menghasilkan apa-apa. Seperti interfase diantara pembelahan mitosis yang terbagi menjadi tiga fase penting sebelum pembelahan terjadi. Fase G1 selnya tumbuh membesar, fase S mensintesis salinan DNA dan duplikasi sentrosom dan fase G2 pertumbuhan lanjut serta pembentukan protein dan organel. setelah semua proses penting itulah, pembelahan sel bisa terjadi. Amat sangat sibuk sekali bukan sebenarnya selnya pada fase "diam" ini? Materi biologi di sekolah hanya menshoot proses pembelahan selnya karena disitulah perubahan dan gerakan kromosom jelas terlihat, lebih terlihat ajaib dan indah jika diamati langsung melalui mikroskop elektron.
Dan disinilai saya sekarang. Interfase. Tunggu dulu. Diam dulu. Tenang dulu. Pilih yang terpenting. Klo perlu harus ghosting. Point of viewnya saya simpan, untuk nanti.
Hari ini tadi saya berenang. Itu terapi terbaik bagi saya untuk melatih pernafasan sekaligus menjaga optimalnya kapasitas paru-paru. Saya menikmati prosesnya yang harus berhenti berkali-kali terengah dan mulai lagi sebelum mampu menempuh jalur panjang kolam renang dewasa dalam sekali jalan. Airnya jernih menyegarkan. Kolam renang di pelosok kampung yang dikelola oleh pondok tahfidz. Berbarengan dengan itu saya menikmati pemandangan lain, anak-anak pondok yang hilir mudik mempersiapkan acara untuk esok hari. Perpulangan Santri menjelang liburan akhir semester. Mereka memfungsikan area antara kolam renang dewasa dan anak-anak yang lumayan lapang sebagai aula. Saya sempat ngobrol dengan salah satu dari mereka, alumni anak silat Perisai Diri yang dulu rutin latihan ke rumah. Pangling saat ketemu karena yang saya lihat adalah seorang gadis setinggi saya dengan gamis panjang, jubah lebar dan bermasker. Berubah banyak dari gadis kecil usia sekolah dasar yang dulu saya kenal.
Sepulangnya dari sana, usai sholat dhuhur saya tidur. Ini juga aktifitas interfase yang penting. Saya lebih banyak tidur dua tiga hari belakangan ini. Bahkan saat sebenarnya saya ga pengen. Mungkin semacam recharge yang saya butuhkan setelah beberapa hari insomnia. Juga kesempatan bagi otak saya refresh dari seluruh ide-ide yang dan deadline pekerjaan yang kadang sulit saya sinkronkan. Semoga besok saya sudah bisa sedikit pemanasan memeriksa kembali tugas anak-anak kelas biologi, biar bisa full speed di hari senin. Semoga...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar