Weekeend favorit saya adalah berkebun. Meskipun diantara
agenda dolan-dolan dan atau tugas yang menumpuk bejibun. Saya sangat menikmati
sedikit waktu yang sengaja saya sisihkan untuk kegiatan favorit. Berkebun.
Ketika menanam bunga kita berharap bunga yang kita
tanam akan tumbuh subur, sehat, dan
berkembang kemudian regenerasi dengan banyak anakan yang sehat pula. Namun adakalanya
bunga yang kita tanam terlihat kurus, layu, tidak sehat, daunnya menguning
hingga kemudian pelan-pelan berguguran. Saya biasa memisahkan bunga-bunga yang
sehat dan bunga yang terganggu perkembangannya. Bunga-bunga yang terganggu ini
kemudian saya pindahkan kemedia baru dan saya amati perkembangannya secara
khusus, meskipun kadang malah jadi terabaikan karena saya jadi lebih fokus untuk merawat bunga
bunga lain yang bisa tumbuh dengan baik. Bunga yang tumbuh baik akan segera
laku, segera menghasilkan anakan baru, segera bisa dipisahkan dari induk tanpa
banyak masalah.
Beberapa hari ini saat saya mengamati bunga yang saya anggap
gak sehat dan harus dibuang, saya justru menemukan hal yang menarik. Bunga
bunga ini beberapa malah tumbuh lebih baik dan cantik. Lalu saya berfikir, apa
selama ini mereka tidak tumbuh dengan
baik karena dia tidak berada pada media yang tepat? tidak berada pada tempat
yang baik? Tidak mendapat penyinaran matahari yang dibutuhkan sesuai dengan
kebutuhannya? Mereka justru tumbuh lebih baik ketika saya tidak banyak ikut campur
pada proses tumbuhnya, mereka seperti menemukan sendiri bagaimana caranya
bertahan hidup, terus tumbuh dan kemudian berbunga di tempatnya yang baru.
Gb. Bunga Afkir dan Bunga Sehat
Bunga ini seperti mengajarkan saya
bahwasannya jika guru diibaratkan sebagai petani yang menanam maka guru harus
mengenali media tanam yang bisa menjadi lingkungan terbaik bagi tanaman, sinar
matahari yang dibutuhkan, bahkan air yang dibutuhkan agar dia bisa tumbuh
dengan optimal karena bagaimanapun setiap bunga memiliki karakteristiknya
sendiri. Bahkan setiap jenis bunga memiliki waktu mekar yang masing-masing yang tidak dapat terlalu cepat
atau terlalu lambat dari yang lain. Kemampuan dan perkembangan siswa juga
membutuhkan lingkungan belajar yang mendukung agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Sebagai seorang guru, penting untuk memahami bahwa setiap siswa
memiliki kebutuhan dan potensi yang berbeda. Seperti halnya bunga yang membutuhkan
media tanam yang cocok, sinar matahari yang cukup, dan air yang cukup, siswa
juga membutuhkan lingkungan belajar yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Salah satu faktor penting dalam menciptakan lingkungan belajar
yang baik adalah pemahaman terhadap gaya belajar siswa. Beberapa siswa mungkin
lebih efektif belajar melalui metode visual, sementara yang lain lebih suka
belajar melalui metode auditori atau kinestetik. Sebagai guru, kita perlu
mengenalinya dan menyediakan berbagai macam sumber belajar yang sesuai dengan
gaya belajar mereka.
Selain itu, penting juga untuk memberikan kesempatan kepada
siswa untuk belajar secara mandiri dan menemukan pengetahuan dengan cara mereka
sendiri. Seperti bunga yang tumbuh subur ketika dibiarkan menemukan cara bertahan
hidupnya sendiri, siswa yang lebih banyak terlibat dalam proses belajar akan
lebih memahami materi jika mereka diberi kebebasan untuk berproses sesuai gaya belajarnya, memahami materi sesuai dengan kapasutasnya, menemukan solusi dari
permasalahan yang mereka temukan dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
Lingkungan memainkan peran penting dalam pengembangan siswa,
termasuk kecerdasannya. Sama seperti media tanam yang cocok dapat menumbuhkan
bunga yang lebat, lingkungan yang sesuai dapat membantu siswa tumbuh dan
berkembang dengan baik. Dalam masa pertumbuhan, siswa memiliki kemampuan
belajar yang sangat tinggi. Mereka menyerap informasi dari lingkungan
sekitarnya dengan cepat, dan lingkungan yang mendukung dapat memperkuat
perkembangan otak mereka. Lingkungan yang kaya dengan stimulasi dan pengalaman
positif dapat merangsang perkembangan berbagai aspek kecerdasan siswa.
Salah satu faktor penting dalam lingkungan yang mendukung
adalah interaksi sosial. Siswa membutuhkan kesempatan untuk berinteraksi dengan
orang lain, baik dengan teman sebaya maupun dengan orang dewasa. Melalui
interaksi sosial, siswa belajar berkomunikasi, berbagi, dan bekerja sama. Hal
ini tidak hanya meningkatkan kecerdasan verbal, tetapi juga mengembangkan
kemampuan sosial dan emosional mereka.
Selain itu, lingkungan yang kaya dengan literasi juga sangat
berpengaruh pada perkembangan kecerdasan siswa. Membaca buku, menceritakan
cerita, dan menyediakan akses ke materi bacaan yang bervariasi dapat membantu
memperluas kosakata siswa, meningkatkan pemahaman mereka tentang dunia, dan
merangsang perkembangan kemampuan berpikir kritis.
Selanjutnya, lingkungan yang mendukung eksplorasi dan
kreativitas juga berperan penting dalam pengembangan kecerdasan siswa. Siswa
perlu diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai benda, alam, dan
konsep baru. Mendorong mereka untuk mengemukakan ide-ide mereka sendiri,
bermain peran, atau berkreasi dengan bahan-bahan sederhana dapat melatih
imajinasi dan kreativitas mereka, serta meningkatkan kemampuan problem-solving.
Tidak hanya itu, pola asuh dan dukungan yang positif dari
orang tua dan lingkungan sekitar juga berpengaruh pada kecerdasan siswa. Siswa
yang merasa dicintai, didukung, dan diperhatikan akan memiliki kepercayaan diri
yang lebih tinggi. Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh guru? Sepertinya saya
masih harus belajar lebih banyak lagi untuk dapat membawanya dalam kelas saya
nanti.
#Salam Guru Penggerak
"SEHIJAU"
Sayangi Bumi dengan Hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar