Sabtu, 24 Juni 2023

Belajar dari Bunga: Refleksi Bebas Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Weekeend favorit saya adalah berkebun. Meskipun diantara agenda dolan-dolan dan atau tugas yang menumpuk bejibun. Saya sangat menikmati sedikit waktu yang sengaja saya sisihkan untuk kegiatan favorit. Berkebun.

Ketika menanam bunga kita berharap bunga yang kita tanam  akan tumbuh subur, sehat, dan berkembang kemudian regenerasi dengan banyak anakan yang sehat pula. Namun adakalanya bunga yang kita tanam terlihat kurus, layu, tidak sehat, daunnya menguning hingga kemudian pelan-pelan berguguran. Saya biasa memisahkan bunga-bunga yang sehat dan bunga yang terganggu perkembangannya. Bunga-bunga yang terganggu ini kemudian saya pindahkan kemedia baru dan saya amati perkembangannya secara khusus, meskipun kadang malah jadi terabaikan karena  saya jadi lebih fokus untuk merawat bunga bunga lain yang bisa tumbuh dengan baik. Bunga yang tumbuh baik akan segera laku, segera menghasilkan anakan baru, segera bisa dipisahkan dari induk tanpa banyak masalah.

Beberapa hari ini saat saya mengamati bunga yang saya anggap gak sehat dan harus dibuang, saya justru menemukan hal yang menarik. Bunga bunga ini beberapa malah tumbuh lebih baik dan cantik. Lalu saya berfikir, apa selama ini mereka tidak  tumbuh dengan baik karena dia tidak berada pada media yang tepat? tidak berada pada tempat yang baik? Tidak mendapat penyinaran matahari yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhannya? Mereka justru tumbuh lebih baik ketika saya tidak banyak ikut campur pada proses tumbuhnya, mereka seperti menemukan sendiri bagaimana caranya bertahan hidup, terus tumbuh dan kemudian berbunga di tempatnya yang baru.

Gb. Bunga Afkir dan Bunga Sehat

Bunga ini seperti mengajarkan saya bahwasannya jika guru diibaratkan sebagai petani yang menanam maka guru harus mengenali media tanam yang bisa menjadi lingkungan terbaik bagi tanaman, sinar matahari yang dibutuhkan, bahkan air yang dibutuhkan agar dia bisa tumbuh dengan optimal karena bagaimanapun setiap bunga memiliki karakteristiknya sendiri. Bahkan setiap jenis bunga memiliki waktu mekar yang masing-masing yang tidak dapat terlalu cepat atau terlalu lambat dari yang lain. Kemampuan dan perkembangan siswa juga membutuhkan lingkungan belajar yang mendukung agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Sebagai seorang guru, penting untuk memahami bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan dan potensi yang berbeda. Seperti halnya bunga yang membutuhkan media tanam yang cocok, sinar matahari yang cukup, dan air yang cukup, siswa juga membutuhkan lingkungan belajar yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Salah satu faktor penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang baik adalah pemahaman terhadap gaya belajar siswa. Beberapa siswa mungkin lebih efektif belajar melalui metode visual, sementara yang lain lebih suka belajar melalui metode auditori atau kinestetik. Sebagai guru, kita perlu mengenalinya dan menyediakan berbagai macam sumber belajar yang sesuai dengan gaya belajar mereka.

Selain itu, penting juga untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri dan menemukan pengetahuan dengan cara mereka sendiri. Seperti bunga yang tumbuh subur ketika dibiarkan menemukan cara bertahan hidupnya sendiri, siswa yang lebih banyak terlibat dalam proses belajar akan lebih memahami materi jika mereka diberi kebebasan untuk berproses sesuai gaya belajarnya, memahami materi sesuai dengan kapasutasnya, menemukan solusi dari permasalahan yang mereka temukan dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

Lingkungan memainkan peran penting dalam pengembangan siswa, termasuk kecerdasannya. Sama seperti media tanam yang cocok dapat menumbuhkan bunga yang lebat, lingkungan yang sesuai dapat membantu siswa tumbuh dan berkembang dengan baik. Dalam masa pertumbuhan, siswa memiliki kemampuan belajar yang sangat tinggi. Mereka menyerap informasi dari lingkungan sekitarnya dengan cepat, dan lingkungan yang mendukung dapat memperkuat perkembangan otak mereka. Lingkungan yang kaya dengan stimulasi dan pengalaman positif dapat merangsang perkembangan berbagai aspek kecerdasan siswa.

Salah satu faktor penting dalam lingkungan yang mendukung adalah interaksi sosial. Siswa membutuhkan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, baik dengan teman sebaya maupun dengan orang dewasa. Melalui interaksi sosial, siswa belajar berkomunikasi, berbagi, dan bekerja sama. Hal ini tidak hanya meningkatkan kecerdasan verbal, tetapi juga mengembangkan kemampuan sosial dan emosional mereka.

Selain itu, lingkungan yang kaya dengan literasi juga sangat berpengaruh pada perkembangan kecerdasan siswa. Membaca buku, menceritakan cerita, dan menyediakan akses ke materi bacaan yang bervariasi dapat membantu memperluas kosakata siswa, meningkatkan pemahaman mereka tentang dunia, dan merangsang perkembangan kemampuan berpikir kritis.

Selanjutnya, lingkungan yang mendukung eksplorasi dan kreativitas juga berperan penting dalam pengembangan kecerdasan siswa. Siswa perlu diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai benda, alam, dan konsep baru. Mendorong mereka untuk mengemukakan ide-ide mereka sendiri, bermain peran, atau berkreasi dengan bahan-bahan sederhana dapat melatih imajinasi dan kreativitas mereka, serta meningkatkan kemampuan problem-solving.

Tidak hanya itu, pola asuh dan dukungan yang positif dari orang tua dan lingkungan sekitar juga berpengaruh pada kecerdasan siswa. Siswa yang merasa dicintai, didukung, dan diperhatikan akan memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi. Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh guru? Sepertinya saya masih harus belajar lebih banyak lagi untuk dapat membawanya dalam kelas saya nanti.

#Salam Guru Penggerak

"SEHIJAU"
Sayangi Bumi dengan Hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar