Kemampuan murid untuk mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya.
Sabtu, 28 Oktober 2023
Kamis, 26 Oktober 2023
TULISAN REFLEKTIF TENTANG PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID
Kreativitas hanyalah menghubungkan berbagai hal. Ketika Anda bertanya kepada orang-orang kreatif bagaimana mereka melakukan sesuatu, mereka merasa sedikit bersalah karena mereka tidak benar-benar melakukannya, mereka hanya melihat sesuatu. Sesuatu itu tampaknya jelas bagi mereka setelah beberapa saat. Itu karena mereka dapat mengkoneksikan pengalaman yang mereka miliki dan mensintesis hal-hal baru.”
-Steve Jobs-
Pemikiran
Reflektif Terkait Pengalaman Belajar
1. Pengalaman/materi
pembelajaran yang baru saja diperoleh
Pada Modul 3.3
tentang Pengelolaan Program yang Berdampak Positif bagi Murid, materi yang saya
peroleh adalah bahwa konsep ‘student
agency’ (kepemimpinan murid) berakar pada
prinsip bahwa murid memiliki kemampuan dan keinginan untuk secara positif
mempengaruhi kehidupan mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka. Hal ini
dapat terlihat sebagai kemampuan murid untuk mengarahkan pembelajaran
mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan
pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi
pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain,
dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya. Dampak positif
dari proses belajar yang dilalui oleh murid-murid kita saat ini tentunya akan
dapat terus dirasakan oleh mereka di sepanjang hidupnya. Guru harus
berkolaborasi sebagai bagian dari Tri Sentra Pendidikan yaitu kerjasama antara
satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat yang berlandaskan pada asas gotong
royong, kesamaan kedudukan, saling percaya, saling menghormati, dan kesediaan
untuk berkorban dalam membangun ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter
dan budaya prestasi murid. Komunitas-komunitas yang mendukung kepemimpinan
murid akan memahami bahwa sesungguhnya murid-murid memiliki suara, pilihan, dan
kepemilikan. Peran guru dalam hal ini adalah mendampingi murid agar
pengembangan potensi kepemimpinannya tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan
kebutuhannya serta mengurangi kontrol terhadap murid. Mempromosikan ‘student agency’ yaitu dengan cara
memberikan lingkungan yang apat memfasilitasi suara (Voice), pilihan (Choice)
dan kepemilikan (Ownership) dalam proses pembelajaran intrakurikuler,
kokurikuler maupun ekstrakurikuler. Pengalaman yang saya peroleh setelah
menerapkan materi ini dalam ekstrakurikuler KSN Biology Project adalah adanya
keterlibatan dan motivasi murid yang terus berkembang dan secara tidak langsung
telah memperkuat Profil Pelajar Pancasila yaitu Beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, Berkebhinekaan global, Bergotong royong, Mandiri ,
bernalar kritis dan kreatif.
2. Emosi-emosi
yang dirasakan terkait pengalaman belajar
-
Pada saat mempelajari modul ini saya menyadari
pentingnya kegiatan belajar yang melibatkan muris dalam bentuk Voice, Choice
dan Ownership dalam perencanaan, pemantauan, pelaksaaan maupun evaluasinya
sehingga motivasi murid untuk terus terlibat dalam kegiatan menjai lebih
meningkat
-
Saya juga merasa lebih percaya diri bahwasannya mengaitkan penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan ‘student
agency’ dapat memberikan dampak positif bagi urid saat ini maupun pada masa
depannya kelak.
-
Saya menjadi lebih terbuka
dan menyadari bahwa murid sebagai mitra bagi guru dalam pembelajaran, mengupayakan
terwujudnya lingkungan sekolah yang mendukung tumbuhnya murid-murid yang memiliki
budaya positif, kompetensi sosial emosional yang baik serta mampu menjadi
pemimpin dalam proses pembelajarannya sendiri
3. Apa
yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar
Hal yang sudah baik
adalah pada pembelajaran modul ini pada tahap Eksplorasi konsep Forum Diskusi
saya telah terlibat aktif dengan mengajukan topik untuk didiskusikan bersama
dan ditanggapi oleh teman Calon Guru Penggerak yang lain. Pada saat Ruang
Kolaborasi saya juga terlibat aktif dalam mengamil inisiatif bersama
mendiskusikan kegiatan pilihan yang berdampak positif bagi murid. Pada sesi
presentasi kelompok kami juga bekerjasama dengan baik. Pada sesi elaborasi saya
mengikutinya dengan baik setelah sebelumnya mengajukan pertanyaan pada LMS.
Pada sesi Demonstrasi Kontekstual saya mampu menyusun BAGJA dalam menyusun
rancangan kegiatan.
4. Apa
yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar
Hal yang perlu
diperbaiki adalah menambah wawasan tentang penerapan pengelolaan program yang
berdampak positif pada murid di sekolah/lembaga lain sehingga dapat saling
berbagi praktik baik serta memperbaiki dan mengembangkan kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler.
5. Implikasi
terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi
Setelah mempelajari
modul ini saya memahami bahwasannya mengembangkan kepemimpinan murid merupakan
kerja bersama dalam paradigma Inkuiri Apresiatif (IA) oleh seluruh warga
sekolah. Implikasi dalam kompetensi saya untuk mengembangkan KSN Biology
Project yang memasuki tahun kedua maupun komunitas belajar yang dimulai sebagai
Aksi Nyata Modul 1.2 yaitu CORAK KOPI (Coach Penggerak Kolaborasi Pemikiran
Inovatif) menjadi lebih tercerahkan bagaimana membangun bersama lingkungan yang
dapat menumbuhkan kepemimpinan murid.
Analisis
untuk Implementasi dalam Konteks CGP
1. Memunculkan
pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya lebih
jauh
Kepemimpinan murid
dapat dilatihkan dalam kegiatan pembelajaran dengan memberikan suara (voice),
pilihan (choice), kepemilikan (ownership) pada murid dalam lingkungan yang menumbuhkembangkan
kepemimpinan murid. Bagaimana indikator bahwasannya kegiatan yang
diselenggarakan telah memenuhi kepemilikan ‘student agency’ pada murid?
Bagaimana mempertahankan keterampilan dan perilaku yang mencerminkan ‘student
agency dalm jangka panjang? Menumbuhkan student agency akan selalu melibatkan kerjasama
yang saling berkelanjutan dan berkesinambungan serta dukungan 7
aset/kekuatan/modal sekolah.
2. Mengolah
materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan
(insight) baru
Kepemimpinan murid
yang dikembangkan pada setiap sekolah secara berkelanjutan akan membangunkan
kekuatan bangsa Indonesia di masa depan menjadi lebih adaptif terhadap
perubahan dan kemajuan zaman, lebih tangguh dalam menyelesaikan permasalahan
serta lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan peradaban dan kebudayaan
yang positif karena secara tidak langsung telah terbentuknya Profil Pelajar
Pancasila dalam diri murid.
3. Menganalisis
tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun
daerah)
- Pengembangan kepemimpinan murid belum cukup dikenal di
kalangan pendidik
- Kurangnya kesadaran diri dan manajemen diri yang baik di
kalangan murid untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam mengajukan ide,
bertanya maupun berpendapat terhadap ide orang lain
- Pengadaan maupun pengembangan kegiatan belajar murid
memerlukan dukungan finansial yang baik
- Memberikan motivasi bagi keterlibatan orangtua/wali
murid dalam kegiatan belajar sehingga terbentuk satu kesatuan Tri Sentra
Pendidikan untuk membentuk lingkungan yang dapat menumbuhkembangkan kepemimpinan
murid.
4. Memunculkan
alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi
Alternatif solusi
yang dapat dilakukan adalah:
- Sosialisasi tentang Kepemimpinan Murid kepada guru dan
tenaga kependidikan
-
Memberikan
Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) di kalangan murid melalui pengajaran
eksplisit, integrasi dalam pembelajaran dan kurikulum serta penciptaan iklim
kelas dan budaya sekolah.
-
Memberikan
wawasan dukungan finansial sebagai salah satu aset sekolah maupun menciptakan alternatif
sumber finansial pendukung lain. Misalnya: mewadahi hasil karya dan kreatifitas
murid sebagai produk sekolah untuk dipasarkan dalam even pendidikan.
5. Menggambarkan
rencana implementasi (praktik) sesuai konteks tempat CGP mengajar (baik tingkat
sekolah maupun daerah)
Rencana implementasi
adalah dengan membangun serta memperkuat kepemimpinan murid dengan ikut
berperan aktif dalam setiap kegiatan sekolah yang ditugaskan yaitu sebagai:
-
Guru pengajar
-
Walikelas
-
Kepala laboratorium IPA
-
Pengelola Kelas Cerdas Istimewa
-
Pengelola kelas Prodistik ITS (Program Terapan Bidang TIK)
-
Tim Pengembang Literasi Sekolah
Membuat
Keterhubungan Refleksi yang CGP Buat Memunculkan Koneksi dari Pembelajarannya dengan
Poin-Poin Berikut:
1. Pengalaman
masa lalu
Pengalaman yang
pernah saya alami sebagai walikelas yaitu program buka bersama. Murid membuat
kepanitiaan, mengkonsep acara, bahkan mempersiapkan bagi takjil di jalan depan
sekolah hingga 150 bungkus. Murid-murid berdiskusi dengan saya namun mereka
memiliki banyak ide kreatif yang mereka lakukan bersama dengan antusias dan
bersemangat. Kegiatan itu menjadi kegiatan yang sangat menarik karena murid
secara langsung terlibat dalam perencanaan, persiapan maupun pelaksanaannya
sehingga hal ini merupakan salah satu penerapan menumbuhkembangkan ‘student
agency’
2. Penerapan
di masa mendatang
Pada masa yang akan
datang saya akan lebih aktif dalam berkontribusi menumbuhkan Kepemimpinan Murid
dengan lebih memperhatikan voice (suara), choice (pilihan) dan ownership
(kepemilikan) serta memperluas serta memperkuat jaringan kolaborasi dan
kerjasama dengan seluruh komponen sekolah melalui komunikasi yang sehat dan
suportif hingga lingkup komunitas yang lebih luas.
3. Konsep
atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari
Modul 1.1 Filosofi Ki Hajar Dewantara. Guru mempunyai peran strategis untuk
menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak sehingga mereka dapat bahagia
dan selamat sebagai individu masyarakat. Adapun dalam mengelola program sekolah
yang berdampak pada murid hendaknya melibatkan murid dan memperhatikan
pengembangan potensi atau kodrat murid. Dalam modul ini juga dibahas bahwa
murid adalah pribadi yang unik dan utuh, sehingga guru sebaiknya dapat menuntun
murid sesuai dengan kodratnya.
Modul 1.2 Nilai dan peran guru penggerak. Nilai-nilai dari seorang guru penggerak
yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Nilai
dan peran dari guru penggerak tidak terlepas dari cita-cita mulia untuk
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dan merdeka belajar. Dalam menjalankan
perannya, seorang guru tidak hanya cukup sebagai pemimpin pembelajaran di
kelas, namun juga memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin dalam pengelolaan
program sekolah yang berpihak pada murid.
Modul 1.3 Visi guru penggerak. Guru harus memiliki visi yang mengarah kepada
perubahan, baik perubahan di kelas atau perubahan di sekolah. Untuk mencapai
perubahan tersebut guru perlu mengenal pendekatan manajemen perubahan.
Manajemen pendekatan perubahan disebut Inkuiri Apresiatif (IA). Dalam
merencanakan dan mengelola program yang berdampak pada murid dilakukan dengan
menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif model BAGJA, dengan terlebih dahulu
memetakan aset atau sumber daya sekolah, dan mengembangkan aset atau potensi
yang bisa dikembangkan untuk merencanakan program sekolah yang berdampak pada
murid.
Modul 1.4. Budaya Positif. Lingkungan yang mendukung perkembangan
potensi, minat dan profil belajar murid terutama kekuatan kodrat pada
anak-anak. Ibarat petani, guru hendaknya dapat mengoptimalkan sumber daya
lingkungan yang positif dan mengembangkan budaya positif agar anak-anak dapat
tumbuh sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman dan mendukung program yang
berdampak pada murid.
Modul 2.1 Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid.
Guru dapat menggunakan pembelajaran berdiferensiasi untuk memberikan layanan
pembelajaran yang berpihak pada murid. Pembelajaran berdiferensiasi ini
merupakan solusi atas beragamnya karakteristik dan kecerdasan murid. Sebelum
merencanakan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru hendaknya melakukan
pemetaan terhadap kebutuhan belajar, minat dan profil belajar murid. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui aset atau kekuatan yang dimiliki oleh murid.
Modul 2.2 Pembelajaran emosional dan sosial. Guru dilatih dan diasah untuk mampu
mengembangkan kompetensi sosial pada diri murid. Teknik kesadaran diri (mindfulness)
menjadi strategi pengembangan lima kompetensi sosial emosional yang didasarkan
pada program yang berpihak pada murid dan mewujudkan merdeka belajar dan budaya
positif di sekolah.
Modul 2.3, Coaching untuk supervisi akademik. Coaching sebagai teknik atau strategi
seorang pemimpin pembelajaran untuk menuntun anak dan menggali potensi yang
dimiliki oleh anak. Coaching juga memberikan keleluasaan anak-anak berkembang
dan menggali proses berpikir. Dalam pengelolaan program yang berdampak pada
murid, coaching dapat digunakan sebagai strategi untuk mengembangkan sumber
daya murid, mengembangkan kepemimpinan murid, menggali potensi murid untuk
mencapai tujuan pendidikan yaitu keselamatan dan kebahagiaan anak
setinggi-tingginya.
Modul 3.1 Pengambilan keputusan berdasarkan
nilai-nilai kebajikan seorang pemimpin. Guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat
mengambil keputusan secara bijak, yaitu keputusan yang berpihak pada murid.
Dasar, prinsip, paradigma atau nilai dalam pengambilan keputusan harus
konsisten, terutama berkaitan dengan dilema etika atau bujukan moral.
Modul 3.2 Pemimpin dalam pengelolaan sumber
daya. Guru sebagai
pemimpin pembelajaran maupun pengelola program sekolah harus dapat memetakan
dan mengidentifikasi aset-aset yang ada di sekolah, baik aset fisik maupun non
fisik. Pendekatan berbasis aset/kekuatan (asset based thinking) akan
lebih dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh sekolah sebagai komunitas
belajar, dibandingkan dengan pendekatan berbasis masalah/kekurangan (deficit
based thinking). Paradigma berpikir harus melihat sisi positif yang
dimiliki oleh sekolah. Dengan berfokus pada aset yang dimiliki, maka
pengelolaan program yang berdampak pada murid dapat terencana dengan baik.
Modul 3.3 Pengelolaan program yang berdampak
positif pada murid. Pengembangan sekolah
dengan memanfaatkan 7 aset atau modal yang dimiliki sekolah. Yaitu modal
manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial,
modal politik, modal agama dan budaya. Dengan mengetahui modal atau sumber daya
yang ada di sekolah, maka sebagai pemimpin guru harus bisa memetakan 7 aset
tersebut dan mengoptimalkan pengelolaannya untuk peningkatan pembelajaran di
sekolah.
4. Informasi
yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP.
-
Bahwasannya menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid merupakan
upaya bersama yang harus diinisiasi secara terprogram dan berkelanjutan
kemudian dievaluasi serta direfleksikan agar dapar terus berkembang sesuai
dengan kebutuhan zaman
-
Keterlibatan murid dalam program sekolah harus
dimotivasi oleh guru bahkan sejak dalam pembelajaran di kelas
-
Guru perlu terus melakukan inovasi pembelajaran yang
yang dapat mendukung terbentuknya Keemimpinan Murid
Minggu, 22 Oktober 2023
AKSI NYATA MODUL 3.2 PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA
Moda : Mandiri
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP mengidentifikasi secara kolaboratif bersama warga sekolah lainnya tentang aset/kekuatan/sumber daya yang dimiliki sekolah.
Pada tahapan akhir dari siklus pembelajaran MERDEKA, Bapak/Ibu CGP mengidentifikasikan sumber daya sebagai aset/kekuatan yang dimiliki sekolah. Identifikasi sumber daya sekolah dilakukan secara kolaboratif agar semua warga sekolah dapat bersama-sama mengetahui dan memanfaatkannya untuk peningkatan kualitas pendidikan. Hasil dan proses pemetaan secara kolaboratif dapat dilaporkan dalam bentuk yang sesuai dengan kreativitas CGP, misalnya berupa foto atau video, dan lainnya. Dokumentasi dari proses ini akan dinilai pada kunjungan pendampingan individu ke-6.
Hasil identifikasi pemetaan aset sekolah juga akan digunakan kembali saat Anda memasuki sesi demonstrasi kontekstual dalam modul 3.3.
Selasa, 10 Oktober 2023
Modul 3.3: KONEKSI ANTAR MATERI
Durasi : 2
JP (90 menit)
Moda : Mandiri - Konferensi
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP mampu menghubungkan materi modul ini dengan
modul-modul yang didapatkan sebelumnya.
Kesimpulan dan koneksi materi yang ada di dalam modul 3.2 dengan materi lainnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak:
·
Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin
Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya
di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.
Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya memiliki kemampuan untuk mengelola aset sekolah yang ada untuk meningkatkan pembelajaran yang berkualitas, dan mewujudkan murid yang senang dan bahagia dalam mengembangkan potensinya (well-being). Pendekatan yang dilakukan yaitu Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) dengan menekankan pada:
1.
Nilai lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan, jaringan,
dan potensi yang dimiliki oleh komunitas.
2.
Mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang
dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi
lebih berdaya guna.
3.
Kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan
tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di
dalam diri mereka sendiri.
4.
Berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah
komunitas.
Implementasi yang dapat dilakukan adalah:
1. Memetakan 7 aset
sekolah atau sumber daya untuk kepentingan dan kemajuan sekolah. Tujuh aset /
potensi atau sumber daya sekolah tersebut antara lain: (1) Modal Manusia (2)
Modal Fisik (3) Modal Sosial (4) Modal Finansial (5) Modal Politik (6) Modal
Lingkungan/ Alam (7) Modal Agama dan Budaya.
2. Selalu berpikir
positif dan terbuka dalam membuka ruang kolaborasi serta kerjasama
mengembangkan potensi sekolah.
3. Mengorganisasikan
kompetensi dan sumber daya/aset dan kekuatan, merancang sebuah rencana
berdasarkan visi dan kekuatan, dan melaksanakan rencana aksi BAGJA yang sudah
diprogramkan
·
Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan
sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih
berkualitas.
Ø Pengelolaan sumber
daya manusia yang tepat yaitu guru dan tenaga kependidikan dalam rangka untuk
mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah melalui beberapa aktivitas yaitu: 1)
pengadaan tenaga, 2) pemanfaatan tenaga yang telah dimiliki, serta 3) pembinaan
dan pengembangan kompetensi. Langkah tersebut tentu akan berpengaruh terhadap
kontribusi tenaga pendidik dan kependidikan yang dimiliki sekolah dalam meningkatkan
kualitas proses pembelajaran murid. Peningkatan kompetensi dan profesionalisme
guru dan tenaga kependidikan dapat dilakukan dengan cara: 1) mengikutsertakan
dalam pelatihan baik yang dilaksanakan di sekolah (in house training)
maupun di luar sekolah dan melakukan pengimbasan kepada guru/tenaga
administrasi lain, 2) sekolah menyediakan buku-buku atau referensi yang memadai
bagi guru/tenaga kependidikan, dan 3) mendorong dan memfasilitasi guru/tenaga kependidikan
untuk melakukan tutor sebaya melalui kegiatan KKG/MGMP baik di tingkat sekolah
atau kabupaten/kota.
Ø
Pengelolaan modal lingkungan dan modal fisik dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran murid. Lingkungan sekolah yang kondusif dari segi sosial
maupun politik akan menciptakan pembelajaran yang nyaman, menyenangkan dan
berpihak pada murid. Misalnya lingkungan sekolah dan modal fisik dapat
digunakan sebagai media pembelajaran maupun fasilitas penunjang kegiatan
ekstrakurikuler, memanfaatkan lingkungan menjadi area apotik hidup, green house
dan sebagai sumber belajar tentang obat dan pemanfaatannya.
Ø
Modal sosial melalui kerjasama dengan MGMP sekolah maupun MGMP
antar sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru. Kerjasama dengan Puskesmas
untuk meningkatkan mutu kesehatan di sekolah.
Ø
Modal fisik adalah bangunan dan sarana prasarana yang dapat
dimanfaatkkan sesuai dengan bentuk dan pemanfaatanya, misalnya gedung utama,
sarana prasarana pendukung di sekolah. Modal lingkungan/alam yang ada disekitar
sekolah adalah sumber daya menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga pembelajaran
akan lebih berkualitas.
Ø
Modal finansial dengan membuat rencana kerja anggaran sekolah
(RKAS) sesuai prioritas dan kebutuhan sekolah sehingga mendukung untuk
keberlangsungan proses pembelajaran manjadi lebih berkulitas.
Ø
Modal politik berupa kerjasama atau kemitraan dengan
instansi/dinas terkait yang di pemerintah daerah untuk mendukung
program-program sekolah.
Ø
Modal agama dan budaya untuk membantu pembelajaran menjadi lebih
berkualitas yakni melestarikan budaya kearifan lokal misal belajar tari jaranan
dan kegiatan religi berupa pondok ramadhan, memperingati hari besar nasional
keagamaan melibatkan tokoh agama disekitarnya.
·
Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan
dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan
Guru Penggerak.
Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara: bahwa pendidikan merupakan “Kegiatan
menuntun segala kekuatan kodrat yang pada anak-anak agar mereka mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setingi-tingginya baik sebagai manusia maupun
anggota masyarakat”. Pemetaan potensi guru
sebagai pemimpin pembelajaran dan murid yang memiliki potensi yang beragam
harus selaras sehingga guru dapat menuntun murid sesuai kodratnya dengan memetakan
kebutuhan belajar murid dan melaksanakan proses pembelajaran yang menyenangkan,
bermakna dan berpihak pada murid.
Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak: Guru sebagai pemimpin
pembelajaran yang memiliki nilai dan peran Guru Penggerak merupakan salah satu
dari 7 modal/aset sekolah yaitu Modal Manusia. Guru Penggerak
mengaktualisasikan nilai mandiri, kolaboratif, reflektif, inovatif dan berpihak pada
murid dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Guru juga dapat berperan dalam
membangun sinergi di lingkungan sekolah sebagai pemimpin pembelajaran,
menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong
kolaborasi antar guru, serta mewujudkan kepemimpinan murid sehingga mampu melakukan inovasi
dan kreatifitas serta berkolaborasi dalam mendukung kesadaran pemimpin
pembelajaran dalam melihat aset/kekuatan yang ada di sekolah.
Modul 1.3 Visi Guru Penggerak: Guru sebagai pemimpin
pembelajaran memiliki visi Guru Penggerak berbasis Inkuiri Apresiatif (IA)
melalui alur BAGJA yang dapat digunakan
untuk memulai perencanaan dalam pengelolaan sumber daya.
Modul 1.4 Budaya Positif: Lingkungan sekolah membentuk budaya positif
dengan menerapkan disiplin positif, motivasi perilaku manusia, posisi kontrol
restitusi dan keyakinan sekolah/kelas sehingga akan menghasilkan murid yang
memiliki karakter positif di masa depan. Memetakan potensi/aset adalah salah
satu cara berpikir positif dalam perencanaan pengembangan sumber daya untuk
mendukung terbentuknya budaya positif di sekolah.
Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi: Pembelajaran
berdiferensiasi merupakan salah satu penerapan pembelajaran yang berpihak
kepada murid dengan memetakan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid.
Melalui penerapan
pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat memetakan minat dan kreatifitas siswa
sebagai aset sekolah. Pembelajaran berdiferensiasi akan terwujud, jika pemanfaatan
sumber daya yang ada disekolah seperti guru dan murid, serta modal lingkungan,
modal fisik dan yang lainnya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Modul 2.2 Keterampilan Sosial dan Emosional: Kompetensi /
kemampuan guru dalam keterampilan sosial dan emosional dalam memaksimalkan
pembinaan siswa sebagai aset sekolah.
Modul 2.3 Coaching: Teknink, prinsip, dan langkah-langkah
coaching bisa dilakukan guru untuk menggali kemampuan dan kemandirian coachee
sebagai aset sekolah, dalam menyelesaikan permasalahannya.
Modul 3.1 Pengambilan
Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran : Dengan menerapkan konsep, paradigma
dan nilai kebaikan bersama serta penerapan 9 langkah pengambilan keputusan,
maka pengelolaan aset dapat berjalan lebih optimal.
·
Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah
Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda
setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.
Sebelum Mengikuti Modul Ini:
1. Saya cenderung masih berfokus pada berpikir akan kekurangan yang
dimiliki oleh sekolah serta permasalahannya.
2. Saya belum sepenuhnya mengenali aset/modal yang ada di sekolah
3. Saya belum memahami tentang bagaimana cara atau pendekatan yang
sesuai untuk memanfaatkan aset sekolah
Sesudah Mengikuti Modul Ini:
1.
Saya lebih berfokus pada aset/sumber daya yang dimiliki sekolah
2. Saya cenderung berpikir apa yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
3. Saya dapat mengutamakan pola pikir berbasis kekuatan/aset yang dimiliki sehingga hal ini membuat kita akan berpikir positif dan optimis dengan memanfaatkan dan memberdayakan sumber daya atau aset yang ada di sekolah dan lingkungan sekitarnya.