Jumat, 31 Maret 2023

Our Garden Moment: Revitalisasi Taman Kelas Berbasis Pembelajaran

Perubahan iklim menjadi isu utama dalam pembahasan permasalahan lingkungan karena secara langsung mengacu pada perubahan suhu lingkungan dan pola cuaca yang terjadi dalam jangka panjang. Perubahan iklim dapat dipengaruhi oleh alam, namun saat ini telah didominasi oleh aktivitas manusia terutama yang berkaitan dengan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas. Pembelajaran pada topik Perubahan Lingkungan dan Pemanasan Global dapat menjadi media yang efektif dalam memulai tindakan aktif untuk mencegah, memperlambat serta mengurangi pemanasan global serta dampaknya. Tentu saja, hal ini harus didukung oleh strategi pembelajaran yang tepat dalam membentuk pemahaman serta kesadaran siswa dalam berkontribusi positif terhadap permasalahan lingkungan disekitarnya.

Pembelajaran Biologi pada topik pemanasan global pada siklus pertama dilakukan dalam 3 pertemuan yaitu identifikasi pencemaran lingkungan serta identifikasi permasalahan lingkungan yang terjadi di lingkungan sekolah serta aksi nyata mencari solusi permasalahan lingkungan yang telah diidentifikasi. Tahap identifikasi pencemaran lingkungan dilakukan dengan menganalisa literatur yang relevan, mendiskusikan dengan kelompok kerja serta mempresentasikan didepan kelas.

Tahap identifikasi permasalahan lingkungan di sekolah dilakukan dengan mengajak siswa keluar kelas mengamati kondisi lingkungan sekolah serta melaporkan permasalahannya dalam bentuk foto, analisa permasalahan serta solusi yang diajukan untuk dipresentasikan didepan kelas secara individu. Tahap ini sangat menarik karena siswa secara langsung menemukan permasalahan yang terjadi disekitarnya serta mengajukan solusi yang sangat beragam sesuai dengan pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki. Permasalahan yang diajukan secara umum meliputi pengelolaan sampah, taman sekolah, pencemaran udara dan sampah plastik dengan beragam solusinya.

Tahap selanjutnya adalah menganalisa permasalahan dan solusi serta merumuskan tindakan bersama sebagai aksi nyata. Aksi nyata yang dilakukan adalah Our Garden Moment yang bertajuk Tanaman Asuh. Setiap siswa bertanggungjawab menanam serta merawat tanaman asuh yang mereka tentukan sendiri sampai dengan akhir semester. Penentuan jenis tanaman yang bervariasi memungkinkan mereka mencari informasi dari sumber yang beragam tentang tanaman serta cara perawatannya untuk diterapkan pada tanaman yang dipilih. 

Karakteristik serta kondisi kelas juga menentukan kontribusi yang dapat dilakukan oleh kelas tersebut. Kelas yang memiliki taman kelas yaitu kelas X-3, X-4, X-5 menanam tanaman asuhnya dalam desain bersama taman depan kelas. Sedangkan kelas yang berada di lantai atas difokuskan pada propagasi tanaman, dimana mereka dapat menanam tanaman dalam pot atau polybag yang telah disediakan oleh guru. Tanaman yang dilakukan propagasi dapat dibawa sendiri atau dari pot tanaman hias di sekolah yang sudah penuh. Peralatan berkebun dibawa oleh siswa dari rumah pada saat penanaman dan sebagian lagi disediakan oleh guru.


Gb.1 Kelas X-5

Gb.2 Kelas X-4

Gb.3 Kelas X-10 dan X-2

Gb. 4 Kelas X-1 dan X-6

Gb. Kelas X-4

Membawa tanaman dari rumah telah dilakukan secara bertahap oleh siswa sejak awal Maret 2023. Untuk memperkuat kolaborasi, guru juga diberikan kesempatan untuk berkontribusi dengan membawa tanaman hias beserta media tanam dan diletakkan di taman depan ruang guru. Teladan baik ini turut serta memotivasi siswa untuk berlomba-lomba membawa tanaman juga. Walaupun tetap ada beberapa siswa yang terlambat atau tidak mengumpulkan tanaman hias sehingga diarahkan pada propagasi tanaman agar tetap memiliki tanaman asuh. 

Saat ini taman depan kelas X-3, X-4 dan X-5 telah memasuki tahap perawatan minggu pertama. Sedangkan hasil propagasi tanaman sejumlah sekitar 175 pot/polybag dari kelas X-1, X-2, X-6 dan X-10 tersebar di 5 titik di area sekolah untuk mempermudah perawatan. Selanjutnya, tanaman ini akan diserahkan kepada sekolah untuk peremajaan taman kelas yang lain.

Siklus kedua akan diisi dengan fenomena perubahan lingkungan, identifikasi kebiasaan sehari-hari yang ramah lingkungan serta aksi nyata gaya hidup berkelanjutan. Sampai jumpa pada siklus kedua ya...

Jumat, 24 Maret 2023

Perjalanan: Menikmati Menjadi Kita

Perjalanan bagi sebagian orang bisa jadi hanya rutinitas menuntaskan jarak. Jarak dari rumah ke tempat kerja, jarak dari tempat kerja lalu kembali pulang, berikut segala dinamika singgah dimana, membeli apa, ketemu siapadan berulang lagi setiap hari.

Perjalanan berkendara sendiri menjadikan saya lebih bersyukur dan mengerti, bahwa otak kita lebih canggih dari manusia cyber yang biasanya saya lihat di televisi. Semacam AI yang dengan cepat memproyeksikan medan, jarak, kecepatan, kemungkinan hambatan hingga survival mode saat ada hal-hal diluar dugaan. Saat kita memulai keluar rumah naik motor, mata kita akan langsung menerima stimulus dari kondisi jalan, keramaian, hingga posisi kendaraan lain yang berada di dekat kita. Otak akan langsung memproses dan menggabungkannya dengan pengalaman kita melalui jalan itu. 

Saya yang terbiasa taktis akan secara otomatis menghindari dan atau memposisikan berada didepan kendaraan lain yang saya anggap "berbahaya". Sebut saja, orang yang naik motor tanpa helm, orang yang pakai sandal jepit, orang yang kendaraannya ga lengkap mungkin plat atau spionnya, orang yang bawa "obrog bakulan", orang yang bawa rumput pakan ternak diatas kapasitas motor, atau sekedar ibu-ibu yang naik motor sambil gendong anak kecil. Ada? tentu saja. Sekitar jarak 15 hingga 17 kilometer jarak domisili saya di daerah kabupaten hingga kota tempat bekerja, pengendara seperti kriteria itu selalu tersedia. 

Pun juga jika jalan berdua si dia bisa beda cerita. Karena lelaki secara naluriah akan melindungi wanitanya, maka yang pertama dia lakukan adalah memastikan saya berada di posisi yang nyaman. Berdua naik motor sejarak Kediri-Malang akan menjadi perjalanan yang cukup panjang. Meskipun sudah sekian kali kami lakukan dengan tujuan yang sama, nyekar makam bapak ibuk Malang. Tapi, setiap perjalanan selalu memiliki kisahnya sendiri.

Mengisi perjalanan yang paling mudah adalah bercerita, random apa saja beralih ke berbagai topik keseharian, bekas longsoran area Ngantang dan Pujon, cafe dan tempat wisata baru yang belum pernah kami kunjungi, hingga pemandangan yang berganti-ganti dilewati. Berkeliling area Sultan Agung Street Batu yang kini ramai dengan aneka street food yang murah meriah (makan gado-gado, bakso dan es buah), menikmati gerimis di perjalanan dengan pemandangan sungai berbatu, berhenti sejenak buat foto-foto melepas penat hingga mampir di KOP SAE beli yogurt favorit anak.

Begitulah, sepertinya meluangkan waktu berdua saja bersama pasangan akan menyediakan saat-saat receh yang menyenangkan. Membicarakan hal-hal tidak penting yang tidak terduga, refresh dari keseharian yang penuh kegiatan. Berdua saja.

Kamis, 23 Maret 2023

Nyekar: Melangitkan Doa Menaburkan Cinta


Nyekar
adalah mudik
dalam versi yang lebih eksentrik

memberikan kita perjalanan rohani, saat doa dilangitkan bersama mengingat kembali seluruh jajaran sesepuh dan leluhur yang selalu kita sebut sebagai keluarga
bahkan setelah mereka tiada
  
menyajikan kita tamasya kenangan, dulu sekali merekalah yang kini kita ceritakan dalam barisan panjang peristiwa dan kejadian diantara percakapan meja makan saat para kerabat jauh maupun dekat mengalirkan kehangatan kebersamaan.

Nyekar menjadikan kita lebih intens disiplin mengingat pulang, dalam kenangan yang mampu menyatukan berbagai generasi dan kalangan. Bahwa, dalam keluarga besar yang kadang kita ga mampu hafalkan siapa sepupu siapa, saudara dari mbah yang mana, atau istri maupun suaminya saudaranya siapa...kita selalu menjadi bagian dari keluarga. 


Nyekar juga memberikan kita rasa yang unik. Frekuensi bersama saat bertemu banyak orang yang melakukan hal yang sama, nyekar dan berdoa. Kita tanpa sengaja bertemu tetangga jauh dan dekat, tetangga yang lama meninggalkan kampung halaman, tetangga yang hanya pulang saat menjelang puasa dan lebaran, untuk kepentingan yang sama...nyekar.

Secara sosial dan ekonomi, nyekar merekatkan kembali hubungan antar perangkat desa dan seluruh warganya. Mereka bahu membahu membersihkan area makam dalam acara kerja bakti. Tentu berkah tersendiri bagi warung sekitarnya yang menjadi kontributor urusan konsumsi. Itu belum termasuk petani dan pedagang bunga yang jelas akan langsung terimbas dalam peningkatan pendapatan yang signifikan. 

Nyekar bersama keluarga pun juga menjadikan kita selalu eling, memperkenalkan makam leluhur pada putra kita. Memberikan contoh bagaimana kita memperlakukan mereka setelah tiada. Adab dan tata krama menuju makam, berwudhu, memakai pakaian yang rapih dan sopan, khusyu mengikuti tahlilan yang dipimpin oleh ayahnya, menaburkan bunga di makam, memberikan donasi di kotak amal lalu cuci kaki dan salam pulang.

Hingga nanti, suatu hari...kita pun akan akan menjadi bagian dari kenangan itu


Minggu, 19 Maret 2023

AKSI NYATA: MENYEBARKAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR

Merdeka Belajar merupakan program kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim. Pengembangan program ini dapat diakses oleh para guru dengan menggunakan aplikasi Merdeka Mengajar yang tersedia pada Play Store. 

Aplikasi Merdeka Mengajar menyediakan beragam pelatihan mandiri yang dapat diikuti oleh guru yang terdiri atas beberapa seri. Salah satu seri pelatihan yang tersedia adalah Menciptakan Kelas Merdeka Belajar. Topik pelatihan yang saat ini adalah MERDEKA BELAJAR. Topik ini bertujuan untuk memahami peran guru Merdeka Belajar menurut Ki Hajar Dewantara.


Berikut dokumentasi sosialisasi Aksi Nyata:
Gb. 1: Sesi Presentasi

Gb. 2: Sesi Tanya Jawab

Sebagai refleksi, yang saya pelajari dari kegiatan ini adalah bahwa kelas merdeka belajar penting untuk diciptakan sebagai upaya bersama membentuk kebudayaan serta kemajuan jaman yang lebih baik di masa depan. Perasaan saya saat melakukan aksi nyata adalah saya merasa senang dapat ikut serta dalam upaya memulai kelas merdeka belajar di sekolah. Hal baik yang sudah saya pelajari adalah pentingnya mempertahankan semangat dan konsistensi bagi guru untuk terus menjadi pembelajar sepanjang hayat agar dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang terbaik bagi murid. Hal baru yang saya pelajari saat melakukan aksi nyata adalah bahwa menciptakan kelas merdeka belajar membutuhkan sinergi dan kolaborasi dari seluruh komponen sekolah agar dapat terlaksana dengan baik.

Salam Merdeka Belajar