Senin, 26 Juni 2023

Tugas Modul 1.3 Visi Guru Penggerak: Demonstrasi Kontekstual

Tugas Demonstrasi Kontekstual pada modul 1.3 yaitu Membuat rancangan tindakan perubahan berdasarkan tahapan B-A-G-J-A untuk mulai melakukan perubahan pada diri sendiri sehingga semakin berdaya dalam berpihak pada murid. Menemukan potensi dan kekuatan, juga hal baru pada diri kita yang dapat membawa manfaat bagi murid. Prakarsa perubahan yang dibuat diturunkan dari Tugas Individu 1 yaitu Visi Guru Penggerak: MEWUJUDKAN GENERASI BERAKHLAK MULIA, TERAMPIL, BERPRESTASI DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN.

Visi tersebut kemudian disusun dalam Demonstrasi Kontekstual yang nantinya akan diseksekusi dalam Aksi Nyata Modul 1.3. Visi kemudian diturunkan menjadi pernyataan prakarsa perubahan menggunakan model alat bantu A-T-A-P. Model ini terdiri dari A-set, T-antangan, A-ksi dan Pembelajaran/Perubahan. Pernyataan prakarsa perubahan adalah gambaran upaya nyata yang memungkinkan gotong royong dalam meningkatkan kualitas pembelajaran murid berbasis aset/kekuatan, ditulis dalam bentuk kalimat, dimulai dengan kata kerja dan memanfaatkan kata, frasa atau diksi yang kuat dalam rangkaian kalimatnya seemikian rupa sehingga mudah dipahami maksudnya dan dapat menstimulasi bayangan akan inisiatif/tindakan/kegiatan yang harus dijalankan demi mewujukannya.

Dalam proses penyusunan pernyataan prakarsa perubahan dalam bentuk kalimat, kita terlebih dulu dapat memperjelas gambar mental prakarsa perubahan yang akan kita susun. Ketika kita memiliki visi, kita pasti akan merasa lebih peka terhadap hal-hal yang dapat membantu atau menghalangi kita mencapai visi. Kita menjadi lebih peka dalam melihat bagaimana kita dapat makin dekat dengan vsi kita melalui aset-awal-kekuatan-potensi yang telah dimiliki, tantangan yang harus dihadap/dilampaui, aksi-tindakan-upaya yang diri kita (sebagai pendidik) dapat kontribusikan, serta pembelajaran-pembelajaran yang makna dan manfaatnya akan murid bawa hingga akhir hayat.

Berdasarkan A-T-A-P maka pernyataan prakarsa perubahan yang dibuat adalah:

MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

Selanjutnya BAGJA yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:


Sabtu, 24 Juni 2023

Belajar dari Bunga: Refleksi Bebas Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Weekeend favorit saya adalah berkebun. Meskipun diantara agenda dolan-dolan dan atau tugas yang menumpuk bejibun. Saya sangat menikmati sedikit waktu yang sengaja saya sisihkan untuk kegiatan favorit. Berkebun.

Ketika menanam bunga kita berharap bunga yang kita tanam  akan tumbuh subur, sehat, dan berkembang kemudian regenerasi dengan banyak anakan yang sehat pula. Namun adakalanya bunga yang kita tanam terlihat kurus, layu, tidak sehat, daunnya menguning hingga kemudian pelan-pelan berguguran. Saya biasa memisahkan bunga-bunga yang sehat dan bunga yang terganggu perkembangannya. Bunga-bunga yang terganggu ini kemudian saya pindahkan kemedia baru dan saya amati perkembangannya secara khusus, meskipun kadang malah jadi terabaikan karena  saya jadi lebih fokus untuk merawat bunga bunga lain yang bisa tumbuh dengan baik. Bunga yang tumbuh baik akan segera laku, segera menghasilkan anakan baru, segera bisa dipisahkan dari induk tanpa banyak masalah.

Beberapa hari ini saat saya mengamati bunga yang saya anggap gak sehat dan harus dibuang, saya justru menemukan hal yang menarik. Bunga bunga ini beberapa malah tumbuh lebih baik dan cantik. Lalu saya berfikir, apa selama ini mereka tidak  tumbuh dengan baik karena dia tidak berada pada media yang tepat? tidak berada pada tempat yang baik? Tidak mendapat penyinaran matahari yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhannya? Mereka justru tumbuh lebih baik ketika saya tidak banyak ikut campur pada proses tumbuhnya, mereka seperti menemukan sendiri bagaimana caranya bertahan hidup, terus tumbuh dan kemudian berbunga di tempatnya yang baru.

Gb. Bunga Afkir dan Bunga Sehat

Bunga ini seperti mengajarkan saya bahwasannya jika guru diibaratkan sebagai petani yang menanam maka guru harus mengenali media tanam yang bisa menjadi lingkungan terbaik bagi tanaman, sinar matahari yang dibutuhkan, bahkan air yang dibutuhkan agar dia bisa tumbuh dengan optimal karena bagaimanapun setiap bunga memiliki karakteristiknya sendiri. Bahkan setiap jenis bunga memiliki waktu mekar yang masing-masing yang tidak dapat terlalu cepat atau terlalu lambat dari yang lain. Kemampuan dan perkembangan siswa juga membutuhkan lingkungan belajar yang mendukung agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Sebagai seorang guru, penting untuk memahami bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan dan potensi yang berbeda. Seperti halnya bunga yang membutuhkan media tanam yang cocok, sinar matahari yang cukup, dan air yang cukup, siswa juga membutuhkan lingkungan belajar yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Salah satu faktor penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang baik adalah pemahaman terhadap gaya belajar siswa. Beberapa siswa mungkin lebih efektif belajar melalui metode visual, sementara yang lain lebih suka belajar melalui metode auditori atau kinestetik. Sebagai guru, kita perlu mengenalinya dan menyediakan berbagai macam sumber belajar yang sesuai dengan gaya belajar mereka.

Selain itu, penting juga untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri dan menemukan pengetahuan dengan cara mereka sendiri. Seperti bunga yang tumbuh subur ketika dibiarkan menemukan cara bertahan hidupnya sendiri, siswa yang lebih banyak terlibat dalam proses belajar akan lebih memahami materi jika mereka diberi kebebasan untuk berproses sesuai gaya belajarnya, memahami materi sesuai dengan kapasutasnya, menemukan solusi dari permasalahan yang mereka temukan dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

Lingkungan memainkan peran penting dalam pengembangan siswa, termasuk kecerdasannya. Sama seperti media tanam yang cocok dapat menumbuhkan bunga yang lebat, lingkungan yang sesuai dapat membantu siswa tumbuh dan berkembang dengan baik. Dalam masa pertumbuhan, siswa memiliki kemampuan belajar yang sangat tinggi. Mereka menyerap informasi dari lingkungan sekitarnya dengan cepat, dan lingkungan yang mendukung dapat memperkuat perkembangan otak mereka. Lingkungan yang kaya dengan stimulasi dan pengalaman positif dapat merangsang perkembangan berbagai aspek kecerdasan siswa.

Salah satu faktor penting dalam lingkungan yang mendukung adalah interaksi sosial. Siswa membutuhkan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, baik dengan teman sebaya maupun dengan orang dewasa. Melalui interaksi sosial, siswa belajar berkomunikasi, berbagi, dan bekerja sama. Hal ini tidak hanya meningkatkan kecerdasan verbal, tetapi juga mengembangkan kemampuan sosial dan emosional mereka.

Selain itu, lingkungan yang kaya dengan literasi juga sangat berpengaruh pada perkembangan kecerdasan siswa. Membaca buku, menceritakan cerita, dan menyediakan akses ke materi bacaan yang bervariasi dapat membantu memperluas kosakata siswa, meningkatkan pemahaman mereka tentang dunia, dan merangsang perkembangan kemampuan berpikir kritis.

Selanjutnya, lingkungan yang mendukung eksplorasi dan kreativitas juga berperan penting dalam pengembangan kecerdasan siswa. Siswa perlu diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai benda, alam, dan konsep baru. Mendorong mereka untuk mengemukakan ide-ide mereka sendiri, bermain peran, atau berkreasi dengan bahan-bahan sederhana dapat melatih imajinasi dan kreativitas mereka, serta meningkatkan kemampuan problem-solving.

Tidak hanya itu, pola asuh dan dukungan yang positif dari orang tua dan lingkungan sekitar juga berpengaruh pada kecerdasan siswa. Siswa yang merasa dicintai, didukung, dan diperhatikan akan memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi. Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh guru? Sepertinya saya masih harus belajar lebih banyak lagi untuk dapat membawanya dalam kelas saya nanti.

#Salam Guru Penggerak

"SEHIJAU"
Sayangi Bumi dengan Hati

Rabu, 21 Juni 2023

RUANG KOLABORASI MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK

 
Diskusi ini dilaksanakan pada Ruang Kolaborasi pada tanggal 19 Juni 2023 dan dipresentasikan keesokan harinya yaitu pada tanggal 20 Juni 2023.

Visi yang kami sepakati untuk menjadi visi bersama adalah “MEWUJUDKAN GENERASI MUDA BERAKHLAK MULIA, TERAMPIL DAN MANDIRI”. Berdasarkan visi bersama tersebut, kami membuat satu pernyataan prakarsa perubahan yaitu “Mewujudkan generasi muda berakhlak mulia, yang mengamalkan nilai agama dalam laku positif, terampil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mandiri dalam mengembangkan potensi dan prestasi.

Pernyataan prakarsa tersebut kami susun berdasarkan Model alat bantu A-T-A-P yaitu Aset, Tantangan, Aksi, Pembelajaran. A-set: Murid yang memiliki kemampuan untuk aktif mengikuti program sekolah baik dalam pembelajaran maupun program pengembangan diri

T-antangan: Murid yang telah terbiasa menggunakan gawai untuk mengembangkan ilmu penetahuan danteknologi dalam mencari dan memanfaatkan informasi

A-ksi: Membantu murid mengembangkan mengembangkan IPTEK menerapkan akhlak mulia dalam prilaku sehari-hari, terampil dan mandiri

P-embelajaran/Perubahan: Murid mampu mengamalkan nilai agama dalam laku positif; murid mampu memanfaatkan teknologi informasi untuk mengembangkan terampil dan mandiri

Berdasarkan 6 dimensi dalam Profil Pelajar Pancasila, dimensi yang kami fokuskan adalah: Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia yang didalamnya terdapat elemen akhlak beragama, akhlak pribadi,akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam dan akhlak bernegara; dan dimensi Mandiri yang didalamnya terdapat elemen Pemahaman diri dan situasi serta elemen Regulasi Diri.

Selengkapnya hasil presentasi adalah sebagai berikut:


Paparan presentasi Ruang Kolaborasi adalah sebagai berikut:


Selasa, 13 Juni 2023

Demonstrasi Kontekstual: Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak

Gambaran aktivitas saya sebagai Guru Penggerak dalam 3 tahun mendatang yang dapat menggambarkan nilai-nilai Guru Penggerak (Berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif dan inovatif) dalam keseharian, terprogram rutin berkesinambungan maupun ad-hoc (khusus) adalah sebagai berikut:

1.      Berpihak pada murid

Sebagai Penggerak segala keputusan yang diambil harus didasari oleh semangat untuk memberdayakan dirinya serta memanfaatkan aset/kekuatan yang ada untuk menyediakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang positif serta berkualitas bagi muridnya.

Hal yang saya lakukan adalah:

-          Mendesain proses pembelajaran yang Berpihak pada Murid

-          Melaksanakan Asesmen Diagnostik

-          Melaksanakan pembelajaran Berdifferensiasi

2.      Mandiri

Nilai mandiri secara sederhana menggambarkan semangat Guru Penggerak untuk terus belajar sepanjang hayat sehingga terus termotivasi untuk mengembangkan dirinya tanpa harus menunggu adanya pelatihan yang ditugaskan oleh sekolah, dinas atau pihak lain.

Hal yang saya lakukan adalah:

-          Aktif dalam menumbuhkan dan menggerakkan komunitas praktisi di sekolah

-          Aktif membangun komunitas dalm forum MGMP

-          Aktif mengikuti kegiatan pengembangan profesi

3.      Reflektif

Model mental dimana Guru Penggerak senantiasa memaknai pengalaman yang terjadi di sekelilingnya baik terjadi pada diri sendiri maupun pihak lain secara positif-apresiatif-produktif. Guru yang memiliki nilai reflektif memiliki daya saing yang tinggi sehingga terus meningkatkan efikasi diri serta mendorong dirinya untuk memperbaiki kualitas kinerja dan hasil kerjanya. Guru Penggerak juga dapat mendorong perubahan diri yang sifatnya eksternal menuju penguatan diri yang bersifat internal.

Hal yang saya lakukan adalah:

-          Secara rutin melakukan refleksi secara mandiri

-          Memanfaatkan hasil refleksi dalam memperbaiki kualitas pembelajaran

-          Berperan aktif dalam supervisi pembelajaran

4.      Kolaboratif

Bahwa Guru Penggerak mampu senantiasa membangun daya sanding karena memperhatikan pentingnya ketergantungan positif terhadap seluruh pihak pemangku kepentingan yang berada di lingkungan sekolah maupun diluar sekolah (orangtua murid dan komunitas terkait) dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Hal yang saya lakukan adalah:

-          Kolaborasi dengan kepala sekolah, rekan sejawat dan orangtua murid dalam kegiatan sekolah

-          Membangun kolaborasi CORAK KOPI di sekolah

-          Memulai karya bersama inovasi pembelajaran di sekolah

5.      Inovatif

Guru Penggerak mampu memunculkan gagasan segar dan tepat guna yang mengisyaratkan penguatan semangat ko-kreasi (gotong royong) dan pemberdayaan aset/kekuatan yang ada di sekolah untuk mewujudkan visi bersama.

Hal yang saya lakukan adalah:

-          Aktif berbagi tulisan tentang pembelajaran di blog pribadi

-          Aktif berbagi aktifitas dan refleksi program CORAK KOPI

-          Aktif bekerjasama dengan perpustakaan SMA Negeri 8 Kediri untuk meningkatkan literasi

-          Aktif berperan dalam pengembangan program sekolah yang berdampak pada murid